PROGRAM PRAKTIS PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI
Pengukuran Daya Tahan Paru Jantung
a.
Lari di atas treadmill
Tes ini mudah dilakukan yakni
peserta lari di atas treadmill dengan kecepatan dan jangka waktu tertentu yang
telah diatur oleh mesin, dengan prinsip pembebanan bertahap, lama tes pada
umumnya berkisar 10 menit. Peserta diharapkan lari secara wajar mengikuti
kecepatan mesin, tidak berpegangan pada stang dengan pernafasan yang wajar pula
( tidak menahan nafas atau meningkatkan frekuensi pernafasan dengan sengaja)
Dari tes tersebut dapat diperoleh
skor terbaca pada monitor yang menunjukan besarnya VO2 Max, selanjutnya untuk
mengetahui status kebugaran paru-jantung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PRIA ( USIA Th.)
|
STATUS
|
WANITA (USIA Th.)
|
||||||
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50+
|
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50+
|
|
>55
|
>52
|
>50
|
>48
|
Sempurna
|
>49
|
>45
|
>43
|
>40
|
50-54
|
47-51
|
45-49
|
43-47
|
Sgt.baik
|
44-48
|
40-44
|
38-42
|
36-39
|
45-49
|
42-46
|
40-44
|
38-42
|
Baik
|
39-43
|
36-39
|
34-37
|
32-35
|
40-44
|
37-41
|
35-39
|
33-37
|
Sedang
|
34-38
|
31-35
|
29-33
|
27-31
|
36-39
|
33-36
|
31-34
|
29-32
|
Cukup
|
30-33
|
27-30
|
25-28
|
23-26
|
31-35
|
28-32
|
26-30
|
24-28
|
Kurang
|
25-29
|
22-26
|
20-24
|
18-22
|
<30
|
<27
|
<25
|
<20
|
Kurang S.
|
<24
|
<21
|
<19
|
<17
|
Sebagai contoh : Ema berusia 22
tahun, setelah menjalani tes lari di atas treadmill diperoleh angka VO2 Max 40
M1/Kg/Mnt. Hal tersebut menunjukan bahwa kebugaran paru-jantung Ema pada
tingkat baik, sedangkan Pak Harjo yang telah berusia 39 tahun dari hasil tes
diperoleh angka VO2 Max 25 M1/Kg/Mnt. Ini berarti kebugaran paru-jantung Pak Harjo
pada tingkat kurang sekali. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa program
latihan Ema adalah mempertahankan tingkat kebugaran, sedangkan bagi Pak Harjo
program latihannya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung.
b.
Tes Lari 12 menit
Tes lari 12 menit yang dirancang
oleh Cooper ini merupakan tes laporan yang relative mudah dan murah sebab cukup
memerlukan lintasan lari baik berupa lapangan, lintasan lari, atau dapat pula
menggunakan jalan umum dan alat ukur waktu (jam tangan atau stopwatch). Adapun
cara melakukan tes ini adalah peserta cukup melakukan lari sesuai dengan
kemampuan masing-masing (apabila tidak kuat dapat berjalan) selama 12 menit,
jarak yang dapat ditempuh (dalam km atau meter) digunakan untuk mengetahui
tingkat kebugaran paru-jantung peserta tersebut. Tes ini lebih mudah dikerjakan
pada lintasan lari stadion dengan jarak
1 lingkaran 400 meter, sehingga dapat dengan mudah melakukan pengawasan
dan pengukuran jarak tempuh. Adapun hasil jarak dapat dikategorikan pada tabel
berikut ini:
PRIA ( USIA Th.)
|
STATUS
|
WANITA (USIA Th.)
|
||||||
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50+
|
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50+
|
|
>2.85
|
>2.72
|
>2.66
|
>2.55
|
Sempurna
|
>2.34
|
>2.24
|
>2.16
|
>2.10
|
2.64-2.84
|
2.52-2.71
|
2.47-2.65
|
2.32-2.54
|
Sgt.baik
|
2.16-2.33
|
2.08-2.23
|
2.00-2.15
|
1.90-2.09
|
2.40-2.64
|
2.34-2.51
|
2.24-2.46
|
2.10-2.31
|
Baik
|
1.97-2.15
|
1.90-2.07
|
1.79-1.99
|
1.69-1.89
|
1.11-2.39
|
2.10-2.33
|
2.00-2.23
|
1.87-2.09
|
Sedang
|
1.78-1.96
|
1.69-1.86
|
1.58-1.78
|
1.50-1.68
|
1.96-2.10
|
1.89-2.04
|
1.84-1.99
|
1.65-1.86
|
Kurang
|
1.54-1.77
|
1.51-1.68
|
1.41-1.57
|
1.35-1.49
|
<1.961
|
<1.89
|
<1.83
|
<1.65
|
Kurang S.
|
<1.54
|
<1.51
|
<1.41
|
<1.35
|
Pengukuran Kekuatan Otot dan Daya Tahan Otot
a.
Kekuatan Otot
Untuk mengukur kekuatan otot dapat
dilakukan dengan 1 RM Test ( One Repetition Maksimum Test ), yakni dengan
pembebanan terhadap otot secara maksimal yang hanya mampu diangkat 1 ulangan.
Tes ini dilakukan semua kelompok otot yang akan dilatih, misalnya mengukur
kekuatan otot biceps dengan tes dumbell curl/ biceps curl. Caranya adalah ambil
sikap berdiri kangkangselebar bahu dengan kedua lengan lurus ke bawah memegang
barbell, selanjutnya angkat barbell dengan menekuk siku hingga pegangan
menyentuh dada. Apabila beban mampu diangkat lebih dari 1 kali berarti beban
kurang berat, istirahatlah 2-5 menit agar tenaga pulih kembali, selanjutnya
tambahlah beban dan angkat kembali hingga diperoleh berat barbell yang hanya
mampu diangkat sekali. Misalnya barbell yang mampu diangkat 1 ulangan memiliki
bobot 40 kg, berarti kekuatan otot biceps anda adalah 40 kg.
b. Daya Tahan Otot
Untuk mengetahui daya tahan otot
dapat diukur dengan menghitung kemampuan otot melakukan kerja berulang-ulang
hingga lelah (tidak mampu lagi melakukan gerakan dengan benar). Adapun tes daya
tahan otot yang dapat dilakukan antara lain : tes push-up, untuk putra
menggunakan push-up dengan tungkai lurus, untuk putri push-up menekuk lutut.
Dari jumlah push up yang didapat dapat dilihat tingkat daya tahan otonya
melalui tabel berikut:
PRIA ( USIA Th.)
|
STATUS
|
WANITA (USIA Th.)
|
||||||
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50+
|
20-29
|
30-39
|
40-49
|
50+
|
|
>55
|
>45
|
>40
|
>35
|
istimewa
|
>49
|
>40
|
>35
|
>30
|
45-54
|
35-44
|
30-39
|
25-34
|
Baik
|
34-48
|
25-39
|
20-34
|
15-29
|
25-44
|
25-34
|
20-29
|
15-24
|
Sedang
|
17-33
|
12-24
|
8-19
|
6-14
|
20-34
|
15-24
|
12-19
|
7-14
|
cukup
|
6-16
|
4-11
|
3-7
|
2-5
|
0-19
|
0-14
|
0-11
|
0-7
|
Kurang
|
0-5
|
0-3
|
0-2
|
0-1
|
Pengukuran Kelentukan Persendian
Kualitas kelentukan persendian dapat
diukur menggunakan tes duduk – raih. Tes ini mengukur kelentukan sendi panggul,
yang dianggap mewakili kelentukan seluruh persendian tubuh. Adapun cara
melakukanya yaitu: duduk telunjur dengan telapak kaki menempel pada papan
penahan, kedua lengan lurus ke depan dengan kedua ujung-ujung jari tangan
menempel pada handle mistar, pastikan handle mistar pad angka 0, selanjutnya
dorong handle mistar menggunakan kedua lengan dengan gerakan perlahan-lahan
sejauh mungkin hingga lengan tidak dapat mendorong lagi. Catat jarak yang diraih
dengan satuan inch (inch = 2.54 cm), selanjutnya untuk mengetahui tingkat
kelentukan dapat dilihat pada tabel berikut :
PRIA
(Raihan dalam inch)
|
STATUS
|
WANITA
(Raihan dalam inch)
|
>7
4-6
1-3
<1
|
SANGAT BAIK
BAIK
RATA-RAT
KURANG
|
>8
5-7
2-4
<1
|
Cara lain untuk mengetahui tingkat
kelentukan persendian yang lebih sederhana adalah dengan melakukan tes “ Angkat
Tungkai “. Adapun cara melakukanya yaitu : Tidur terlentang di lantai, kedua
tungkai rapat dan luru ke bawah, kedua lengan lurus di samping badan, lalu
angkat salah satu kaki perlahan-lahan ke atas depan sejauh mungkin, selanjutnya
ukur sudut yang dibentuk oleh tungkai dengan lantai, selanjutnya untuk
mengetahui tingkat kelentukan dapat dilihat di
tabel berikut:
BESAR SUDUT
(Derajat)
|
STATUS
|
>80
50-70
<45
|
Bagus
Sedang
Kurang
|
Sumber :
Pekik, Djoko. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan . Yogyakarta: Penerbit Andi
Pekik, Djoko. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan . Yogyakarta: Penerbit Andi
Komentar
Posting Komentar