TAKARAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI
Keberhasilan
mencapai kebugaran sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi:
tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, dan yang
lebih penting lagi adalah takaran atau dosis latihan yang dijabarkan dalam
konsep FIT (Frekuensi, Intensity, and
Time).
1.
Frekuensi adalah banyaknya unit
latihan per minggu. Untuk meningkatkan
kebugaran perlu latihan 3-5 kali per minggu. Sebaikaiknya dilakukan berselang,
misalnya: Senin-Rabu-Jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat
agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery
(pemilihan) tenaga.
2. Intensitas kualitas yang menunjukan berat ringanya latihan
disebut intensitas. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan
latihan. Latihan aerobic menggunakan patokan kenaikan detak jantung (Training Heart Rate = THR). Secara umum intensitas latihan kebugaran adalah
60%-90% detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya intensitas latihan bergantung
pada tujuan latihan. Latihan untuk pemula < 65 % detak jantung maksimal (DJM) dan pembakaran lemak 65% - 75%
detak jantung maksimal. Latihan daya tahan paru-jantung 75% - 85% detak jantung
maksimal dan latihan anaerobic untuk atlet > 85% detak jntung maksimal.
65%
(220-20) s.d. 75% (220-20) = 130 s.d. 150 detak/ menit atau rata-rata 132
detak/menit. Detak jantung dapat diamati menggunakan peralatan elektronik,
misalnya Puls-monitor, telemetri, atau heart rate monitor yang dipasang pada
mesin-mesin fitness seperti treadmill. Pengamatan detak jantung dapat pula
dilakukan secara manual, yakni dengan meraba pembuluh nadi pergelangan tangan
(radialis) atau pada pangkal leher (coratid). Raba denyut nadi tersebut dan
hitung selama 15 detik hasilnya kalikan 4, hasil perkalian tersebut menunjukan
detak jantung/menit.
Talking
test. Ada cara lain yang sederhana untuk memprediksi intensitas latihan
aerobic, yakni tes bicara (Talking Test) jika pada saat berlatih ( misalnya
jogging) peserta masih mampu berbicara dengan tarikan nafas lebih berat
daripada jika tidak berlatih maka intensitas latihan tepay, namun jika
seseorang masih mampu berbicara sambil terengah-engah maka hal tersebut sebagai
penanda intensitas latihan terlalu tinggi.
Intensitas
latihan beban (Weight Training) ditentukan dengan 2 cara ;
a.
Persentase kemampuan maksimal atau 1 RM (one
repetition maximum)
Sebelum latihan, peserta harus
mengukur kemampuan maksimal kelompok otot tertentu. Misalnya, Faizal otot
bicepnya mampu mengangkat dumbbell seberat 10 kg sekali angkat. Untuk membentuk
otot,ia harusberlatih mengangkat dumbbell seberat 70%-80% atau 7-8 kg.
Penentuan intensitas latihan dengan cara ini dianjurkan bagi olahragawan atau
mereka yang sudah berpengalaman latihan beban.
Tujuan Latihan
|
Intensitas (% kemampuan maksimal)
|
Kekuatan
Otot
|
80-100%
|
Membentuk
Otot
|
70-80%
|
Daya
Tahan Otot
|
< 70%
|
b. MR (Maximum Repetition). Besarnya
intensitas atau beban yang harus diangkat ditentukan berdasarkan ulangan atau
repetisi maksimum, sesuai tujuan latihan. Misalnya, ibu sarah berlatih beban
untuk mengencangkan otot-ototnya, maka intensitas latihanya adalah 15 RM.
Sebelum latihan, ia harus mengetahui beban yang hanya mampu diangkat 15
kali/set. Misalnya, dumbbell 5 kg mampu diangkat sebanyak 20 kali/set. Ini
berarti beban tersebut kurang berat. Gantilah dumbbell yang lebih berat,
misalnya 10 kg. Ternyata, ia hanya mampu mengangkat 12 kali. Ini berarti beban
terlalu berat. Gantilah dumbbell, misalnya 7 kg dan ternyata mampu diangkat 15
kali. Itulah intensitas yang cocok untuk mengencangkan otot ibu sarah.
Pengukuran dilakukan terhadap semua kelompok otot yang akan dilatih. Penentuan
intensitas seperti inidianjurkan bagi mereka yang baru pertama kali berlatih
beban, wanita, atau mereka yang lanjut usia.
3. Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali
berlatih. Untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan penurunan berat badan
diperlukan waktu berlatih 20-60 menit. Hasil latihan kebugaran akan tampak
nyata setelah berlatih selama 8 s.d 12 minggu dan akan stabil setelah 20 minggu
berlatih.
Adapun beberapa istilah yang sering
digunakan untuk menentukan takaran latihan, antara lain :
a. Repetisi
adalah baanyaknya ulangan dalam satu rangkaian gerak, misalnya mengangkat
dumbbell berulang-ulang sebanyak 12 kali, lari sejauh 30 m sebanyak 5 kali.
b.Set adalah
kumpulan ulangan gerak, misalnya latihan kekuatan dengan mengangkat barbell
sebanyak 3 set masing-masing set dilakukan 8 repetisi.
c. Recovery adalah waktu selang antar perangsangan gerak,
misalnya recovery antar set 1 menit, artinya setelah mengangkat barbell 8 kali
pada set 1, kemudian istirahat 1 menit, selanjutnya melakukan angkatan set 2,
dan seterusnya.
Untuk memperoleh kebugaran jasmani
yang optimal, takaran latihan perlu ditingkatkan bertahap secara periodic.
Misalnya seseorang pada awal latihan menggunakan intensitas 65%, 8 minggu
kemudian ditingkatkan menjadi 70%, dan seterusnya, atau pada awal mengikuti
program frekuensi latihan cukup 3 kali/minggu, selanjutnya dapat ditingkatkan
menjadi 4 atau 5 kali/ minggu.
Dalam menentukan takaran atau dosis
latihan perlu mempertimbangkan kemampuan awal seseorang. Latihan yang terlalu
ringan tidak bermanfaat, sedangkan latihan yang terlalu berat akan menyebabkan
terjadinya gangguan fisik dan kesehatan yang disebut dengan over training yang ditandai dengan gejala antara lain:
kenaikan detak jantungistirahat lebih dari 5 detak/menit, kenaikan suhu tubuh
di pagi hari, penurunan berat badan, sulit tidur, rasa lelah berkelanjutan,
otot terasa nyeri, dada berdebar-debar, kecepatan reaksi menurun, koordinasi
gerak berkurang, dan hilang konsentrasi.
Sumber : Pekik, Djoko. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Komentar
Posting Komentar